Seperti sebuah ungkapan di kampung kami, Pulau Bangka, "Bumi Serumpun Sebalai" yang menggambarkan kerukunan dalam pluralisme, demikian juga sajian Ketupat Sayur kami menjadi saksi keberagaman di kampung kami Mentok, Pulau Bangka.
Ketupat Sayur Bangka menjadi salah satu ikon toleransi dan keberagaman di kampung halaman kami, Muntok (Mentok), Bangka. Sebuah kota pelabuhan kecil yang menjadi rumah bagi masyarakat dengan latar belakang majemuk.
Seperti Ketupat Sayur yang lengkap akan bumbu, rempah dan lauknya, kampung halaman kami juga merupakan sebuah kota yang kaya akan budaya, suku, ras dan agama bercampur dan hidup berdampingan dengan harmonis.
Peleburan ini, salah satunya melahirkan tradisi: menikmati hidangan Ketupat Sayur setiap momen Idul Fitri di Keluarga Outu, yang sebenarnya berlatar belakang etnis Tionghoa. Sajian Ketupat Sayur ini sebelumnya merupakan kemewahan yang hanya bisa kami nikmati sekali setahun setiap Lebaran, tapi sekarang sudah bisa dinikmati semua orang dan setiap hari di Outu Cafe.
Dengan keunikannya sendiri, Ketupat Sayur Outu dinikmati dengan Rendang Sapi, Kari Ayam, Sambal Udang Petai serta Sayur Lodeh (Wortel, Kacang Panjang & Bengkoang), menciptakan sebuah harmoni rasa yang kompleks, namun terasa komplit.
Hidangan ini pun bisa dinikmati di berbagai kesempatan, karena tersedia dalam ukuran porsian, Tumpeng Ketupat dan Hampers Ketupat.